Ngepet dan Fenomena Gig Economy
03 Mei 2021 13:45 WIB

Ngepet dan Fenomena Gig Economy

Beberapa waktu lalu, media sosial dihebohkan oleh video penangkapan makhluk yang dipercaya sebagai babi ngepet. Namun, tidak lama setelah video tersebut viral di media sosial diketahui bahwa isu tersebut merupakan sebuah karangan seseorang yang ingin memprovokasi masyarakat. Dari beberapa video yang viral, terdapat sebuah video dimana seseorang wanita berbicara kepada sejumlah warga dan menuduh tetangganya adalah pelaku babi ngepet. Dia menuduh tetangganya sebagai pelaku babi ngepet dikarenakan tetangganya tersebut tidak bekerja namun memiliki banyak uang.

Dari video ibu-ibu yang viral tersebut kita belajar, bahwasanya masih banyak masyarakat kita yang mempunyai pandangan, untuk memiliki banyak uang, kita harus bekerja formal seperti orang-orang kebanyakan. Di jaman serba digital seperti sekarang ini, ada banyak profesi dan pekerjaan yang bisa menjadi alternatif selain kerja kantoran dikarenakan teknologi yang membuat pekerjaan tidak mutlak di kerjakan di kantor. Ada sebuah istilah yang terus berkembang di era industri 4.0 ini yaitu adalah Gig Economy. Gig Econmoy sendiri dapat diartikan sebagai sebuah sistem kerja dimana pekerja yang direkrut kebanyakan adalah pekerja independen dan kontrak pekerjaan jangka pendek.

Pekerja di gig economy tidak bisa dibilang sebagai karyawan karena mereka mengerjakan projek secara kontrak dengan pemilik pekerjaan secara mandiri. Di kutip dari artikel Tirto, Anthony Hussenot, profesor dari Université Nice Sophia Antipolis (UNS) telah memprediksi di artikelnya "Is freelancing the future of employment?". Ia menyatakan bahwa pekerjaan lepas (freelance) adalah pekerjaan masa depan.

Ada beberapa pro kontra tentang fenomena gig economy ini. Ada yang setuju dengan pola kerja kontrak jangka pendek, adapula yang menolak. Kebanyakan mereka yang menyetujui pola kerja dalam gig economy adalah dikarenakan gig economy menawarkan fleksibilitas, serta penghasilan yang menggiurkan. Sementara mereka yang tidak setuju memiliki alasan bahwa pekerja lepas seringkali merasa tereksploitasi. Bekerja dalam kontrak jangka pendek juga tidak menawarkan jenjang karir, pertumbuhan keterampilan, dan keamanan finansial.

Meskipun ada yang setuju dan tidak setuju dengan fenomena gig economy. Ada dampak positif yang dapat kita ambil. Dari sisi pekerja, gig economy memberi kesempatan kepada pekerja untuk bisa mengambil banyak proyek sekaligus dalam satu waktu. Di sisi perusahan, gig economy memberikan kesempatan bagi perusahaan untuk dapat menyewa pekerja dengan hasil kerja yang cepat tanpa perlu memberikan gaji tetap.

Ada banyak bidang pekerjaan yang bisa dikerjakan dalam fenomena gig economy ini.

  1. Developer (coder, programmer)
  2. Designer
  3. Writer atau copywriter
  4. Marketing
  5. Translator
  6. Fotografer atau Videografer
  7. Akuntan
  8. Manajer HR
  9. Profesional SEO
  10. Public Relation
  11. Virtual Assitant
  12. Editor
  13. Social Media Spesialis
  14. Konsultan Bisnis
  15. Konsultan Finansial
  16. Konsultan Perangkat Lunak

Itulah penjelasan singkat tentang fenomena gig economy yang mulai berkembang di masyarakat. Terlepas dari pro kontra serta dampaknya, gig economy memberikan alternatif kepada kita bahwa bekerja tidak selamanya harus berada di dalam kantor.

Sumber:
[1 https://tirto.id/mengenal-gig-economy-dunia-kerja-baru-yang-rentan-eksploitasi-eqxU
[2] https://glints.com/id/lowongan/gig-economy-adalah/

  • Share This Post: