WEBINAR METAVERSE: Enterprise Bersama Universitas Indonesia
22 Ags 2022 14:54 WIB

WEBINAR METAVERSE: Enterprise Bersama Universitas Indonesia

Sabtu (23/07/2022) Jakarta Creative Society Vol.5 mengadakan Webinar tentang “E.N.T.E.R.P.R.I.S.E (Exploring New Technology for Rapidly Penetrate Innovation in Society and Enterpreneurship)” yang diselenggarakan oleh BEM FIA UI 2022.

Webinar ini diadakan via Zoom Meeting yang dihadiri oleh Andhika Putra Primakusuma sebagai speaker dari Founder NFT Academy, serta Grasberg Nahumarury Mahasiswa Informatika dari Institut Teknologi Tangerang Selatan yang diberi kepercayaan menjadi speaker sebagai Project Manager Metaverse, acara ini dipandu oleh Rahni Anggun sebagai moderator dari PR Officer Sekolah Kripto Indonesia.

Dalam webinar kali ini membicarakan mengenai Metaverse Dalam Menjajaki Teknologi Baru Untuk Inovasi Penetrate Yang Cepat Pada Masyarakat dan Kewirausahaan. Metaverse adalah konsep dunia virtual yang memungkinkan antar pengguna dapat saling terhubung, dapat berkomunikasi, bekerja, bermain, sampai bertransaksi layakanya di dunia nyata. Konsep ini adalah kombinasi dari beberapa elemen teknologi, termasuk Virtual Reality (VR) dan Augmented Reality (AR). Metaverse ini berbasis 3D yang dihuni oleh avatar dari pengguna sungguhan.

” Metaverse ini seperti internet lanjutan dari internet klasik seperti sekarang ini, metaverse menyediakan dunia dimana kita bisa memasuki dunia itu secara fisik dan digital.” ungkap Grasberg. Tujuan dari hadirnya metaverse ini adalah sebuah konsep solusi untuk menjadi jembatan antara ruang, waktu, dan ide serta untuk menjadi platforms komunikasi yang modern dan mempermudah setiap orang untuk melakukan aktivitas sehari-hari.

Kegunaan dari metaversi ini adalah pengguna dapat bersosialisasi dengan bebas, meningkatkan perekonomian, menciptakan peluang kerja, sarana hiburan secara virtual, dan menyediakan ruang untuk bekerja.

Jenis metaverse yang populer saat ini yang menjadi incaran investor kripto:

1. Decentraland merupakan game blockchain pertama yang berhasil dan sukses menunjukkan potensi NFT dan mata uang kripto sebagai penggerak ekonomi utama dalam permainan ini.

2. The Sandbox dalam game the Sandbox, pemain bisa membeli tanah, membangun gedung kemudian menjualnya lewat marketplace NFT. Tak hanya itu, Metaverse ini juga menawarkan kesempatan bagi penggunanya untuk merancang game-nya sendiri.

3. Axie Infinity memiliki konsep bermain yang mirip dengan game populer, Pokemon. Untuk bisa meningkatkan level maka pemain harus mengumpulkan poin terlebih dalu. Poin didapatkan dari setiap pertempuran yang berhasil dimenangkan. Jika hewan peliharaan tersebut telah tumbuh dalam level tertentu, maka pemain bisa menjualnya untuk mendapatkan NFT atau kripto yang kemudian bisa ditukar dengan mata uang fiat.

4. Illuvium game RPG open world yang bercerita tentang alien yang bernama Illuvias. Di dalam game metaverse ini, kamu bisa mengumpulkan, menggabungkan hingga bertarung untuk mendapatkan token $ILV atau bahkan NFT jika berhasil menang dan hoki.

5. Secondlive menghadirkan teknologi metaverse yang ditampilkan dalam bentuk sebuah convention. Di sini anda bisa melihat berbagai komunitas dan platform aset kripto. Tak hanya itu, kamu juga bisa bertemu dengan para pemain lain secara virtual.


Cara kerja metaverse pada dasarnya hampir sama seperti di dunia nyata. Pengguna diharuskan untuk masuk kedalam dunia virtual terlebih dahulu dengan menggunakan bantuan teknologi yang mendukung AR dan VR. Untuk saat ini, perangkat yang diperlukan untuk memasuki metaverse adalah headset VR seperti Oculus. Pengguna pun dapat melakukan beragam aktivitas pada platform tesebut, mulai dari investasi hingga melaksanakan pekerjaan secara remote, layaknya di dunia nyata. Aplikasi karya anak bangsa, DisCas memanfaatkan metaverse untuk memperkenalkan produk yang mereka banggakan itu pada 31 Januari 2022 lalu. Launching aplikasi melalui metaverse itu membuat semua orang bisa mengakses platform itu dengan terbuka. Caranya tinggal mengakses melalui platform yang telah tersedia. Lama pembuatan dari metaverse itu pun “Tergantung kesulitan objek-objek, segi fungsi dan manfaat yang ingin dicapai oleh seseorang, organisasi ataupun instansi dalam hal bisnis atau kehidupan sehari-hari, sama saja seperti kita akan membuat aplikasi.” ungkap Grasberg.

Bright merupakan salah satu bagian tersulit dalam pembuatan metavers, karena bright merupakan penghubung program dengan block chain. Hal itu untuk menghubungkan dunia digital dengan dunia nyata. Database blockchain bersifat append only, hanya dapat menambahkan dan tidak bisa diperbaiki. Alhasil, sistem blockchain sulit ditembus oleh hacker,

Untuk kontra yang ditemui dalam metavers ialah kurangnya pemahaman mengenai apa itu metavers di kalangan masyarakat umum, sehingga kita perlu mengadakan kampanye edukasi untuk metavers, seperti sosialisasi kepada masyarakat kalau metavers itu apa, positifnya apa. Diakhir pembicaraan Grasberg menambahkan, “Harapannya semoga mereka dapat melakukan penetrasi ke metaverse serta mengadopsinya dengan lebih tepat.”. Dengan banyaknya permasalahan yang ada, metaverse diharapkan dapat membawa kemajuan di berbagai sektor, termasuk real estate, pendidikan, layanan keuangan, ritel, hiburan, otomotif berbagai konsumsi, dan lainnya.


  • Share This Post: